Senin, 18 November 2013

Deskripsi Naskah Serat Sida Nglamong



 Deskripsi Naskah SSN
1) Jakarta
(1) Judul Naskah                     :  Suluk Sida Nglamong
Nomor Naskah                        :  NR 179 (PR 75)
Tempat/koleksi                        : Perpustakaan   Fakultas   Sastra   Universitas Indonesia
Keadaan Naskah                     : Masih baik, menggunakan kertas HVS, berwarna kecoklat-coklatan terdapat lubang kecil-kecil, menggunakan iluminasi, bergaris-garis, tulisan tangan terlatih dan mudah terbaca. Sampul muka (bendel) warna merah tua dan sudah rusak dengan jilid punggung warna hijau tua.
Ukuran Naskah                       :  23 x 13 cm, 29 halaman, 18 baris 
Tulisan Naskah                        : Jawa, jelas, tidak ada yang menyimpang dari   kaidah penulisan aksara yang berlaku.
                                                   Berbentuk bulat sedang, miring ke kanan (kursif),
                                                   goresan  tipis dan sama, tidak terlalu rapat, dengan tinta berwarna hitam, tulisan baik dan mudah dibaca.
Keadaan  Tulisan                    : jelas
Bahan Naskah                         : kertas HVS bergaris, sampul merah tua dan agak rusak,  jilid punggung warna hijau tua dengan kertas tebal
Bentuk                                    : tembang macapat, terdiri atas tiga pupuh, yaitu:  megatruh, dhandhanggula, dan mijil
Bahasa                                     : Jawa Baru dan terdapat pengaruh bahasa asing, yakni  bahasa Jawa Kuna, Sanskerta, serta Arab.
Kolofon                                   : Pada teks Musyawaratan Para Wali, penyalin menyebutkan  dirinya Natadiharja, sedang pada teks-teks yang lain tidak ditemukan keterangan seperti itu. Melihat corak tulisannya, tampaknya teks ini  disalin oleh banyak orang. Keterangan tarikh dan tempat penyalinan juga tidak ditemukan dalam teks. Namun, tahun penyalinan dapat diketahui dari kertas kop berbingkai yang dipakai dalam naskah ini. Kop yang ada pada kertas ini sebagian berbunyi: ‘Raden Tumenggung Suryadi, 1833, Bupati Wadana Ageng Punakawan, Ngayogyakarta’; sebagian lain berbunyi: ‘Raden Tumenggung Suryadi, Bupati Wadana Papatih ing Kadipaten Anom, 8-1-5, 1839’. Ini berarti bahwa kertas kop ini merupakan kertas cetak pesanan R.T. Suryadi dari tahun 1903 dan 1909 masehi. Diduga naskah disalin sekitar tahun 1910 atas perintah Suryadi tersebut, atau bahkan ia sendiri yang menyalin naskah ini. Menurut keterangan di luar teks, naskah ini dibeli Pigeaud dari Ir. Moens pada tanggal 11 Mei 1932, di Yogyakarta. Kemudian oleh Mandrasatra dibuatkan ringkasannya pada bulan November 1932, namun ringkasan itu tidak ditemukan lagi dalam koleksi Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Catatan Lain                           : Teks ini terdapat dalam bendel naskah yang berjudul Primbon Suryadi. Naskah (bendel) ini berisi berbagai macam teks. Teks-teks itu pada umumnya mengajarkan berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam-Kejawen. Rincian isi naskah adalah sebagai berikut: (1) Wirid Wejangan, (2) Suluk Wringin Sungsang, (3) Serat Seh Malaya (Sunan Kalijaga Geguru Ilmu), (4) Suluk Sida Nglamong, (5) Musyawaratan Para Wali, (6) Baron Sakender, (7) Babad Padjadjaran. Tambahan: nomor halaman ditulis dengan angka Arab. Pada halaman awal, di kanan atas, dengan tulisan tangan menggunakan pensil tertera: Gekochd doer bem. v. Ir. Moens; Yogyakarta, 11 Mei 1932, tertanda Mandrasastra, November  1932.

ok-Pokok Isi Teks:
Pupuh I, Megatruh
Bait 1-17 (hlm. 135-139)        : Mengisahkan kehidupan Ki Sida Nglamong yang setiap hari menggulung tali dan bermain layang-layang. Layang-layang tersebut diberi lampu berkerudung/berkurung dan di dalamnya terdapat seorang puteri yang cantik. Dengan duduk bersimpuh di atas gunung menghadap ke barat, Ki Sida Nglamong terus-menerus menarik-narik layang-layang agar bisa turun.  Akhirnya layang-layang itu hampir teraih, tetapi tiba-tiba layang-layang itu hilang, sang puteri jelita pun hilang. Bersama itu, Ki Sida Nglamong pun hilang.
Pupuh II, Dhandhanggula
Bait 1-4 (hlm. 139-140)          : hilangnya Ki Sida Nglamong dan Sang Puteri Jelita sebagai perumpamaan bintang dan cahaya yang disinari matahari
Bait 5-6 (hlm.141)                   : manusia sejati hidupnya dengan Tuhan, ilmunya bersama jiwanya
Bait 7-9 (hlm. 141-142)          : ajaran tiga guru, yakni Sunan Kalijaga, Pangeran Tembayat, dan Seh Dumba tentang hidup yang diumpamakan seperti orang yang pergi ke pasar
Bait 10-11 (hlm 143)               :  ajaran  tiga  guru  tentang  kehidupan  sukma  dan zikir
Bait12-13 (hlm. 143-144)       :  ajaran tiga guru tentang lukisan surga yang indah
Bait 14-15 (hlm.144-145)       :  ajaran tiga guru tentang kematian
Bait 16-17 (hlm.145-146)       :  ajaran   tiga   guru   tentang   Tuhan   menguasai manusia
Bait 18-22 (hlm.146-148)       :  ajaran tiga guru tentang keutamaan orang hidup
Bait 23-24 (hlm. 148)              : ajaran  tiga  guru  tentang  perumpamaan  ilmu sebagai benih
Bait 25-27 (148-150)              :  kewajiban orang hidup: sembahyang dan zakat
Bait 28-30 (hlm. 150-151)      : perumpamaan  sembahyang  dikaitkan  dengan empat tahap perjalanan menuju kesempurnaan (hidup) manusia, yakni syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat
Bait 31-32 (hlm. 151)              :  nafsu manusia
Bait 33-35 (hlm. 152-153)      :  hidup sejati menuju kawula-gusti
Bait 36-42 (hlm. 153-155)      : alam-alam tempat manusia yang telah mencapai tahap perjalanan menuju kesempurnaan
Bait 43-46 (hlm. 155-157)      :  kesungguhan salat dan syirik
Bait 47-49 (hlm. 157-158)      :  jalannya  kematian  dari  sembilan  hal dan tempat (tujuan)nya

Pupuh III, Mijil
Bait 1-4 (hlm. 158-159)          :  perimbangan perbuatan lahir dan batin
Bait 5-6 (hlm. 159-160)          : Tuhan mengasihi orang yang baik (berbuat baik)
Bait 7-9 (hlm. 160)                  :  perumpamaan ratu sebagai kalifatullah
Bait 10-11(hlm. 160-161)       :  arti kawula dan punakawan
Bait 12-19 (hlm. 161-163)      :  pengertian wali nabi mukmin
Bait 20 (hlm. 163)                   :  menerangkan bahwa suluk ini dari orang pandai, Seh Wahab namanya, kiai dari Tanah Arab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar