MAKALAH
TATA CARA PERNIKAHAN MENURUT ADAT
JAWA DI DAERAH NGAWI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH TELAAH PRANATA MASYARAKAT JAWA
YANG DIAMPU OLEH Prasetyo Adi WW, S.
S., M. Hum.
DISUSUN OLEH
DWI LESTARI(C0111012)
JURUSAN SASTRA DAERAH
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
PENDAHULUAN
Telaah pranata masyarakat Jawa yang
berhubungan dengan pernikahan membagi prosesi pernikahan menjadi 3 bagian yaitu
event (peristiwa) sebelum pernikahan, event (peristiwa) saat pernikahan, dan
event (peristiwa) setelah pernikahan. Setiap event terdiri dari serangkaian
acara yang dilakukan secara berurutan. Setiap acara tersebut memiliki lambang
yang mengandung falsafah hidup yang adi luhung. Serangkaian acara pernikahan
tersebut akan dijelaskan secara rinci pada bagian pembahasan.
PEMBAHASAN
1. Tahap
sebelum pernikahan.
A. Perjodohan.
Syarat perjodohan ini adalah
(1) orangtua menyetujui dan (2) anak menyetujui.Zaman sekarang sudah tidak ada
acara nontoni karena pemuda dan pemudi zaman sekarang sudah memperkenalkan
calon suami atau calon istrinya nanti kepada orangtua masing-masing dari kedua
belah pihak pada masa pacaran.
B. Lamaran.
Lamaran dilakukan apabila sepasang kekasih mendapat restu dari orangtua
kedua belah pihak.Acara lamaran ini berbarengan dengan acara tukar
cincin.Dengan berlangsungnya acara tukar cincin ini maka melambangkan kedua
belah pihak telah serius untuk melangsungkan hubungan ke jenjang pelaminan. Setelah
acara lamaran dan tukar cincin ini
selesai orangtua dari kedua belah pihak calon mempelai pria dan wanita
berunding untuk menentukan hari baik pernikahan yang ditentukan oleh sang
pujangga. Kriteria hari baik untuk melangsungkan pesta pernikahan ini adalah
bukan hari geblak (kematian) orangtua kedua mempelai. Pada saat lamaran ini
pula calon mempelai pria memberikan klambisapengadeg, alat make up, sandal,
dsb.
C. Acara Ngunggahne beras (menyimpan
beras).
Orang Jawa apabila hendak mempunyai
hajat ada acara nyimpan rezeki (nyimpan beras). Bentuk acaranya adalah dengan
diadakan kenduri (bancakan) di rumah
orang yang hendak memiliki hajat dengan mengundang tetangga yang dekat,
biasanya orang satu RT.
D. Acara Ngudhukne beras (menurunkan
beras).
Setelah beras disimpan diturunkan lagi sambil
mengirim doa kepada para leluhur dengan harapan agar acara pernikahan tersebut
dapat berjalan lancar dari awal sampai akhir tidak ada satu halangan apapun dan
agar diridhoi oleh Tuhan Yang Mahaesa (Allah SWT). Bentuk acaranya sama dengan
acara menyimpan beras tadi yaitu diadakan kenduri di rumah orang yang hendak
mempunyai hajat dengan mengundang tetangga terdekat.
E. Sinoman.
Sinoman adalah mengumpulkan pemuda
karang taruna oleh orang yang hendak memiliki hajat mantu untuk membantu
kelancaran terselenggaranya acara tersebut.Semua acara pernikahan telah diatur
oleh panitia tersebut.
F. Pasang Tarub.
Yang dinamakan tarub adalah blarak
yang dienam kemudian ditaruh di atas genting, selain itu juga dipasang
jejeran yang pada zaman dahulu jejeran berupa pisang muda lengkap dengan
ontongnya. Dipilih pisang yang masih muda karena melambangkan kedua mempelai masih muda.
G.Pasang terop.
Terop adalah bangunan nonpermanen
yang dipasang di kediaman orang yang hendak memiliki hajat mantu.Fungsi dari
terop ini adalah untuk melindungi para tamu undangan dari panas dan
hujan.Setelah dipasang terop juga dipasang dekorasi pengantin agar tempat
resepsi lebih indah dan enak dipandang
mata.
H.Midodareni.
Pada malam hari sebelum akad nikah
ada acara midodareni yaitu pengantin wanita mulai dirias antara lain pengantin
wanita dipotong sinom’anak rambut’, merapikan alis serta membuat pola rias
pengantin, dilulur dan tidak diizinkan ke luar rumah (dipingit).Pada malam
midodareni itu juga pihak keluarga pengantin wanita mengadakan acara nebus
kembar mayang atau acara wedhak ripih. Acara wedhak ripih ini menceritakan
orang tua calon pengantin perempuan yang mencari kembang pancawarna (5 wujud) untuk persyaratan menemukan kedua
pengantin.Yang mana kembang tersebut hanya bisa ditemukan di pasar yang bernama
Logandhem.
Pada malam midodareni ini pula teman, sahabat, pengantin putri dan sanak
saudara berkumpul menemani dan menggoda
pengantin putri, sebagai acara perpisahan dengan para remaja, karena
sejak malam itu ia telah menjadi widodari yang akan memasuki alam kedewasaan,
yaitu alam rumah tangga.
2. Tahap
saat pernikahan.
A.
Akad nikah.
Akad nikah adalah proses sakral yang
dilakukan untuk menghalalkan
pergaulan suami istri. Prosesi akad nikah ini bisa berlangsung di Kantor Urusan
Agama (KUA), di masjid atau di rumah calon mempelai wanita. Sebelum akad nikah
orang tua pengantin pria memberikan klimah kumpul yang berupa barang-barang
sembako dan beraneka ragam jajanan sebagai sarana silaturahim dan tali asih dua
keluarga yang hendak berbesanan, calon mempelai pria membayar serakah berwujud
uang kepada pak penghulu dan membayar srikawin berupa uang, seperangkat alat
sholat, alquran kepada calon istri
(sesuai kemampuan suami). Yang hadir
pada acara akad nikah ini adalah calon mempelai pria, calon mempelai wanita,
ayah calon mempelai wanita, penghulu (naib), dua orang saksi. Urutan prosesi
akad nikah ini adalah penghulu membacakan khutbah nikah dilanjutkan ijab qabul, suami mengucapkan sighat taklik kepada
istri, dan doa pengantin.
B.
Resepsi atau temu nganten.
Resepsi atau temu manten adalah bertemunya
kedua mempelai pria dan mampelai wanita dengan dipapag kembar mayang.Kembar
mayang merupakan simbol dadi penganten. Kembar mayang berasal dari sejarah nabi
Adam dan Siti Hawa pada saat pertama
kali bertemu ditandai dengan grumbul. Grumbul tersebut berupa manuk, uler,
kembang yang kemudian pada zaman sekarang oleh para pujangga keraton diubah
menjadi kembar mayang yang indah. Temu temanten dengan ditandai kembar mayang
ini merupakan tradisi atau budaya Jawa, jadi
belum tentu orang luar Jawa juga menggunakan kembar mayang pada saat
temu temanten.
C.
Siratan.
Acara siratan dilakukan sebelum mempelai
pria dan wanita dipertemukan.Acara siratan ini dilakukan oleh dua orang putri
domas yang ditugasi. Satu domas dari arah depan pengantin laki-laki dan satu
domas dari arah depan rumah
pengantin perempuan. Dua orang putri domas tersebut
membawa piring yang berisi air kemudian dicipratkan, setelah itu kedua piring
ditangkupkan, piring yang dibawa oleh putri domas dari arah
mempelai pria diletakkan di atas, sedangkan piring dari arah mempelai
wanita diletakkan di bawah.Makna dari piring pihak pria ditangkupkan di atas
adalah bahwa seorang suami kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada seorang
istri karena seorang suami sebagai kepala rumah tangga.
D.
Acara lung tinampen.
Setelah acara siratan dilanjutkan dengan
acara lung tinampen, yaitu acara pasrahan dari keluarga pihak pengantin pria kepada
keluarga pihakpengantin
wanita. Kemudian dilanjutkan dengan bertemunya pengantin pria dan pengantin wanita
yang disyariati oleh sang pujangga pengantin.
E.
Midhak endhog.
Setelah sepasang pengantin dipertemukan,
dilanjutkan dengan acara midhak endhog (menginjak telur) oleh pengantin pria ,
yang kemudian dilanjutkan dengan
pengantin wanita membasuh kaki pengantin
pria dengan air bunga. Makna filosofi dari acara midhak endhog ini melambangkan
kesetiaan istri terhadap suaminya, yang selalu menyambut kedatangan suamI dengan segala kasih sayangnya.Sepasang
pengantin kemudian berjalan bergandengan ke singgasana, dengan diapit oleh
kedua orang tua mempelai perempuan dengan menggunakan kain berwarna merah putih
yang disebut dengan kain sindur, dan kemudian mendudukkan mereka berdua di singgasana. Setelah sepasang
pengantin didudukkan di singgasana dilanjutkan acara qiroatul quran( tata cara pengantin bagi yang beragama
islam).
F.
Ngabekten atau Sungkeman.
Dalam acara ngabekten ini kedua mempelai
menghaturkan sembah kepada orang tua dan mertua masing-masing, sebagai lambang
pernyataan terima kasih mereka atas segala asuhan dan bimbingannya sampai
saatnya mereka harus berdiri sendiri, dan juga mohon doa restu agar hidup
mereka berdua berbahagia. Acara sungkeman ini juga merupakan lambang bakti
mereka kepada kedua orang tua.
G.
Kacar-kucur.
Dalam acara kacar-kucur ini mempelai pria
menuangkan beras kuning dan uang yang diletakkan pada sebuah kain kepada
pengantin wanita yang kemudian oleh kedua mempelai diserahkan kepada orang tua
mempelai wanita. Makna dari acara kacar-kucur ini adalah seorang suami apabila
hendak berumah tangga harus memberi gunakaya dahulu kepada istri yang dititipkan
dahulu kepada orang tua istri.
H.
Dulang-dulangan.
Acara dulang-dulangan kedua mempelai air
minumnya berupa rujak degan dan makanannya nasi kuning.Dulang-dulangan ini pada
umumnya sebanyak 1 kali atau 3 kali.Acara dulang-dulangan ini merupakan lambang
kasih sayang sepasang suami istri.
I. Mangayu bagya atau tanggap wacana.
Yaitupinangka sulih sarira, tujuannya
adalah mewakili orang yang punya hajat untuk mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para tamu undangan yang telah sudi hadir dalam acara
tersebut, selain itu pemilik
rumah juga menghaturkan maafnya kepada tamu undangan apabila ada banyak
keterbatasan sarana prasarana maupun jamuan dalam acara resepsi temanten
tersebut.
J. Kirab
penganten.
Acara kirab pengantin adalah acara ganti baju pengantin di tengah acara
resepsi. Pada saat kirab penganten ini para tamu undangan disuguhi hiburan
berupa campursari atau tari gambyong. Setelah sepasang penganten selesai
berganti pakaian maka kembali ke singgasana dengan diantar cucuk lampah, patah,
manggolo, dan putri domas lengkap.
K. Walimatul ‘ursy.
Pada acara walimatul ‘ursy ini bapak mubaligh memberikan pesan-pesan pada
sepasang penganten agar saling mengasihi dan menyayangi, senantiasa rukun, adem
ayem, ayem tentrem dalam menjalani bahtera rumah tangga.
L. Doa.
Doa merupakan acara terakhir dari serangkaian acara resepsi. Doa merupakan
penyempurna dari serangkaian acara-acara sebelumnya. Doa ini dimaksudkan
meminta keselamatan bagi keluarga pengantin dan seluruh kaum muslimin (bagi
tata cara pernikahan beragama islam).
M. Mbedhol penganten.
Yang dimaksud dengan mbedhol penganten adalah sepasang penganten baru
dengan kedua orang tuanya turun ke depan di bawah terop untuk menemui dan menyalami tamu yang hendak pamit pulang.
3. Tahap setelah pernikahan.
A.
Sepasaran nganten.
Sepasaran nganten dilakukan lima hari setelah acara temu temanten. Biasanya
dilakukan bancakan sekul gudhangan dengan mengundang tetangga terdekat. Pada
zaman dahulu dalam acara sepasaran nganten ini sepasang penganten baru diberi
jeneng tuwa namun di zaman sekarang tradisi tersebut sudah jarang atau hampir
tidak ada.
B. Mbubarne
sinoman.
Setelah atau sebelum acara sepasaran nganten atau bisa juga berbarengan
dengan acara sepasaran nganten ada acara mbubarne sinoman. Pada acara mbubarne
sinoman tersebut orang yang punya hajat mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada segenap karang
taruna atas segala tenaga, waktu, pikiran yang telah disumbangkan demi
terselenggaranya acara pernikahan tersebut sehingga acara pernikahan dapat
berjalan lancar dari awal sampai akhir.
C.Ngundhuh temanten.
Ngundhuh temanten dilakukan 5 hari setelah acara resepsi. Ngundhuh temanten
dilakukan di rumah pihak pengantin pria atau apabila tidak diadakan acara
ngundhuh temanten biasanya keluarga besar penganten wanita berkunjung ke rumah penganten pria untuk
bersilaturahim dan mengantarkan anak putrinya yang sudah menjadi istri
sekaligus keluarga pengantin pria.
PENUTUP
Demikian pembahasan mengenai telaah pranata masyarakat Jawa yang
berhubungan dengan pernikahan. Seiring dengan berkembangnya zaman kebudayaan
Jawa yang berhubungan dengan acara pernikahan tersebut banyak yang berubah
bahkan banyak yang hilang dari masyarakat Jawa,
misalnya acara nontoni, ngirim congkok, dan siraman. Namun demikian
semoga kita dapat mengambil hikmah dari kebiasaan atau adat istiadat masyarakat
Jawa pada zaman dahulu yang memiliki ajaran adi luhung tersebut.
FOTO PROSESI PERNIKAHAN
1. Prosesi Siraman. 2. Prosesi akad nikah.
3.Temu manten (ngidak wiji dadi). 4.Kacar-kucur.
5.Mbedhol Penganten.
BIODATA NARASUMBER
Nama lengkap : Harjoyono.
Tanggal lahir :
Ngawi, 16 Juli 1945.
Alamat :
Dusun Socokrajan RT/RW 06/02, Desa
Soco, Jogorogo, Ngawi.
Profesi :
Petani.
Semboyan
hidup : Mencari dan mengatur rumah tangga dengan
baik, menyayangi
anak
cucu, menolong sesama.
Kridhaning budi ora
bisa nglangkahi garising pepesthi, budine manungsa ora iso nglangkahi takdire
sing kuasa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono Herusatoto. Simbolisme Jawa. 2008.
Yogyakarta: Ombak.
Sumber yang lain:
Power Point bapak Prasetya Adi Wisnu
Wibowo, S. S, M. Hum.
Foto
pernikahan menurut adat Jawa dari google.com
agen casino indonesia
BalasHapusagen judi sbobet
agen sbobet indonesia
agen sbo
agen sbobet terpercaya
agen sbobet
agen sbo terpercaya
agen judi terpercaya
sbosports
agent sbobet
agen sbobet indonesia
bandar judi terpercaya
agen judi bola terpercaya
agen judi ibcbet
sbobet indonesia
agen bola online
bandar judi bola
master agen betting online
bandar bola sbobet terpercaya
judi online
BANDARQ
Agen Poker
situs poker
poker online
Judi Poker Online
situs poker online terpercaya
Poker Online Terpercaya
poker uang asli
Domino QQ
Domino Poker
Capsa Online
QQ Online
Ceme Online
Blackjack Online
Poker Online Indonesia
Agen poker online
poker online asli
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
situs poker uang asli
agen sbobet
poker uang asli
situs agen bola terbaik
judi casino online
agen ibcbet
situs judi online
poker online
agen judi bola
agen judi terpercaya dan terlengkap
judi online
Another helpful post. This live casino forum malaysia is a very nice blog that I will definitively come back to several more times this year!
BalasHapusAs a bonus, you will not need specific materials to Go ketogenic perform most of the exercises.
BalasHapushttps://goketoganic.com/