Judul buku : Bersatu
(Manunggaling Kawula Gusti)
Penulis : Agus
Wahyudi
Penyunting : Seno Wibowo
Penerbit : DIVA Press (Anggota IKAPI), Jogjakarta
Tahun terbit : 2014
Cetakan ke : 1
Tebal buku : 168 halaman
Ulasan tentang
judul/ tema buku
Buku ini berjudul Bersatu (Manunggaling Kawula Gusti) karena di dalamnya
membahas secara mendalam mengenai
manunggaling kawula Gusti dan martabat tujuh sebagai jalan untuk mengantarkan
manusia mencapai derajat insan kamil.
Paparan singkat isi buku
Ajaran wahdatul wujud dan martabat tujuh berasal dari
Ibnu Arabi sedangkan ajaran wahdatul wujud berupa hulul berasal dari al-Hallaj.
Ajaran insan kamil berasal dari Abdul Karim Al-Jilli dalam bukunya yang
berjudul al-Insan al-Kamil. Selanjutnya ajaran martabat tujuh dibuat lebih
sistematis, singkat dan padat oleh Ibnu Fadhilah dalam Tuhfah al-Mursalah. Ajaran
martabat tujuh yang terdapat dalam kitab Tuhfah
al-Mursalah meliputi martabat
ahadiyah, martabat wahdah, martabat wahidiyah, martabat arwah, martabat mitsal,
martabat ajsam dan martabat insan.
Tujuh ajaran ini merupakan tangga menuju insan kamil. Di Jawa muncul dua versi
mengenai martabat tujuh. Pertama, martabat tujuh versi Tuhfah al-Mursalah
beserta syarahnya. Kedua, martabat tujuh yang merupakan sinkretisasi antara
ajaran leluhur Jawa, Tuhfah al-Mursalah dan kitab Daqaiqul Akhbar. Kedua versi ini ditempatkan sejajar dalam serat Centhini serta dijelaskan dalam teks-teks seperti serat
Wirid Hidayat Jati yang menjelaskan tentang perkembangan janin dalam kandungan,
kematian, dan alam kubur dan serat Asmaralaya yang menjelaskan tentang martabat
tujuh dalam tataran manusia selama di kandungan. Perbedaan yang mendasar antara
ajaran wahdatul wujud Ibnu Arabi dan manunggaling kawula Gusti versi Jawa yaitu
wahdatul wujud lebih mengarahkan kepada penafsiran ortodoks yang memegang teguh
syariat Islam sebagai pegangan kaum muslim sedangkan manunggaling kawula Gusti
didasari keyakinan leluhur Jawa tentang animisme-dinamisme. Meskipun demikian
keduanya sebenarnya memiliki persamaan yakni berorientasi pada wujud Tuhan.
Latar belakang serta tujuan penulisan buku
Untuk mengetahui sejarah masuknya pengaruh ajaran wahdatul wujud dan
martabat tujuh dari Ibnu Arabi hingga tanah Jawa, serta penerimaan para sufi
Jawa atas masuknya dua ajaran tersebut.
Mengajak para pembaca untuk menelisik lebih dalam mengenai manunggaling
kawula Gusti melalui penjelasan ajaran martabat tujuh untuk mencapai derajat
insan kamil.
Gaya penulisan
Penulisan buku sesuai dengan kaidah EYD.
Penulisan istilah asing dicetak miring untuk membedakan dengan istilah
bahasa Indonesia supaya pembaca mudah memahami.
Penilaian
terhadap kualitas isi buku secara keseluruhan
Kelebihan :
Mengungkap secara detail sejarah ajaran tasawuf sehingga pembaca dapat
mengerti bahwa sebenarnya ajaran tersebut berasal dari Arab.
Penggunaan leksikon yang beragam
meliputi Arab, Jawa dan Indonesia.
Setiap pokok bahasan dipaparkan secara rinci sehingga mudah dimengerti.
Kekurangan :
Dalam menjabarkan isi banyak pokok bahasan yang sering diulang-ulang.
Pertimbangan
kepada pembaca tentang perlu/ tidaknya buku tersebut dibaca/ dimiliki/ dibeli
Buku ini bisa
dijadikan referensi atau pilihan dalam memahami konsep manunggaling kawula
Gusti, yang disajikan dari dua sisi, yakni agama dan budaya.
Memberi saran
kepada penerbit terhadap perbaikan-perbaikan kelemahan yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar